Teaching My Mother How to Give Birth (Mouthmark): 10

£2
FREE Shipping

Teaching My Mother How to Give Birth (Mouthmark): 10

Teaching My Mother How to Give Birth (Mouthmark): 10

RRP: £4.00
Price: £2
£2 FREE Shipping

In stock

We accept the following payment methods

Description

Penyair sama sekali nggak mencoba untuk mendefinisikan bahwa perempuan dalam puisi ini adalah kaum lemah atau inferior. Penyair hanya menjabarkan keadaan yang sejujur-jujurnya karena situasi tersebut masih kerap terjadi, bahkan hingga detik ini. A flâneur with passion for books, writing, and traveling. I always have a natural curiosity for words and nature. Good weather, tasty food, and cuddling are some of my favorite things. How about yours? Keduanya mengangkat hal yang begitu personal, termasuk tentang bagaimana rasanya jadi pengungsi di negeri lain, menjadi minoritas yang dihunjam tatapan memilukan, menjadi seorang perempuan yang dibandingkan dengan laki-laki, tentang menjadi diri sendiri tanpa peduli apa kata orang lain.

Teaching My Mother How to Give Birth - Goodreads

Dan ya, membesarkan anak, apalagi membuat mereka menjadi seperti yang kita ingini, membuat mereka memiliki value yang sama, atau mengarahkan mereka untuk menjalani hal-hal yang kita kira benar, sama sekali nggak mudah. Tentang seorang perempuan yang berusaha menyangkal bahwa hubungannya sedang tidak baik-baik saja. Dilihat dari sisi pembaca, saya cukup geregetan dengan tokoh perempuan yang masih mau diajak berhubungan seksual, padahal tahu bahwa pasangannya berselingkuh. Smh, please. 😭💔 3. “Birds” Teaching My Mother How to Give Birth seolah ingin membuka mata siapa saja bahwa nggak mudah rasanya menjadi seorang Ibu. Ada proses panjang sebelum melahirkan, hingga akhirnya seorang Ibu membesarkan anak dari ketika masih harus didekap, hingga nanti sang anak bisa berjalan dengan kakinya sendiri. Warsan Shire juga mengambil sejumput tema lain yang semakin memperkuat isi buku. Sebut saja soal perempuan, kebudayaan, beda sudut pandang antargenerasi, isu pengungsi, serta krisis perang. Itulah mengapa saya katakan bahwa buku ini cukup kompleks. Mengetahui anaknya masih perawan, sang orangtua mengglorifikasi hal tersebut dengan senang hati, seolah-olah menjadi seorang perawan adalah hal yang begitu mulia, dan nggak malu-maluin orangtua.

Membaca Teaching My Mother How to Give Birth memang bisa menimbulkan berbagai gejolak perasaan. Namun saya lega, gagasan-gagasan Warsan Shire diabadikan dalam bentuk tulisan. This is the kind of book I want to reread many times. Hal ini tampak lebih menarik ketika saya menyadari bahwa ia memainkan beragam karakter dalam tulisan-tulisannya. Pembaca pun harus lebih jeli untuk mengenal siapa tokoh utama yang sedang diperankannya. What elevates ‘teaching my mother how to give birth’, what gives the poems their disturbing brilliance, is Warsan Shire’s ability to give simple, beautiful eloquence to the veiled world where sensuality lives in the dominant narrative of Islam; reclaiming the more nuanced truths of earlier times – as in Tayeb Salih’s work – and translating to the realm of lyric the work of the likes of Nawal El Saadawi. Sebelum membaca buku ini, saya sempat kepikiran dengan dua karya poets of color lainnya, yakni Rupi Kaur dengan Homebody dan Upile Chisala dengan Nectar.

Vulnerable and Intimate Voices in Shire’s Teaching My Mother Vulnerable and Intimate Voices in Shire’s Teaching My Mother

Pernah mendengar selentingan “Perempuan yang mengenakan hijab atau mungkin rajin salat, adalah mereka yang suci”? Coba baca puisi satu ini. Mungkin kamu nggak percaya dengan apa yang ditulis Warsan Shire. 5. “Conversations About Home” Buku puisi ini mendekatkan saya dengan isu-isu di dunia belahan lain. Pendek saha, 37 halaman. Nggak bikin lelah membacanya. Dan ya, sama seperti poets of color lainnya, Warsan Shire nggak segan menunjukkan identitasnya. Her identity, her true power.Dalam puisi “Fire” disebutkan bahwa sang anak sudah menikah dengan suaminya selama 7 tahun. Bagi yang sudah menikah, mungkin akan berpendapat bahwa sayang rasanya untuk memutus hubungan yang telah terjalin bertahun-tahun.

Teaching My Mother How to Give Birth - Waterstones Teaching My Mother How to Give Birth - Waterstones

Agar sang suami percaya bahwa dirinya masih perawan, sang istri menggunakan darah burung merpati untuk menodai seprai tempat tidur di malam pernikahan mereka. Mari kita kaitkan dengan keadaan saat ini. Zaman telah berevolusi dan beberapa hal dalam hidup mungkin sudah nggak valid lagi. Bagaimana dengan hal ini? Warsan Shire dalam bukunya, memaparkan lebih banyak isu nan kompleks, serta fenomena-fenomena di sekitar yang saya pikir nggak eksis, tapi ternyata ada. Pada Teaching My Mother How to Give Birth pun tersaji kombinasi antara puisi pendek, serta puisi panjang yang lebih mirip fiksi mini.

Contoh: pada puisi berjudul “Fire”, terdapat perbedaan pemahaman perihal kekerasa rumah tangga oleh pasangan I thought the sea was safer than the land. I want to make love, but my hair smells of war and running and running.” Teaching My Mother How to Give Birth seolah menjebak saya pada tulisan-tulisan menyayat hati. Pada buku puisi ini, Warsan Shire menekankan banyak tema soal hubungan antara anak dan orangtua, Ayah dan Ibu, kakek dan nenek, atau antara keluarga dari beda generasi. As Rumi said, “Love will find its way through all languages on its own”; in ‘teaching my mother how to give birth’, Warsan’s début pamphlet, we witness the unearthing of a poet who finds her way through all preconceptions to strike the heart directly.

Teaching my mother how to give birth - WorldCat.org Teaching my mother how to give birth - WorldCat.org

Meski membaca buku puisi ini dalam bahasa Inggris dan sebenarnya dapat dengan mudah membedakan mana laki-laki ( he) dan mana perempuan ( she), tetap saja harus jeli mengenali tokoh laki-laki atau tokoh perempuan mana yang dimaksud penyair. Jika salah mengerti, perbedaan interpretasi bisa terjadi.Kenapa lebih memilih untuk bertahan dalam penderitaan dibandingkan berhenti di situasi menyiksa dan menjalani hidup lebih baik? Saya nggak menemukan satu pun puisi yang sama dengan judul utama buku ini. Namun, setelah membaca semua puisinya, saya diarahkan pada satu interpretasi pribadi. Warsan Shire juga berusaha membuka mata para pembaca bahwa untuk bisa mengubah stigma, kepercayaan, atau kebudayaan yang telah melekat dan mendarah daging, adalah sebuah perjuangan panjang. Sekali lagi, Warsan Shire menekankan bahwa meski seorang anak (baik perempuan maupun laki-laki) lahir dari perut Ibunya, nggak selamanya mereka memiliki duplikasi perasaan, pemikiran, pandangan, perbuatan, dan kepercayaan, sama persis seperti Ibunya (atau orangtuanya). Anak adalah anak, Ibu adalah Ibu. Dua manusia berbeda yang punya jalannya sendiri-sendiri. Membaca nuikilan puisi di atas beneran bikin dada sesak. Ibu macam apa yang menormalisasikan kekerasan dalam rumah tangga, bahkan dengan santainya meminta sang anak perempuan bertahan demi sesuatu yang nggak ada hubungannya? Apakah ketika pasangan membayar semua tagihan dan pulang ke rumah saat malam hari, lalu masalah kekerasan bisa beres begitu saja?



  • Fruugo ID: 258392218-563234582
  • EAN: 764486781913
  • Sold by: Fruugo

Delivery & Returns

Fruugo

Address: UK
All products: Visit Fruugo Shop